Jumat, 06 Juli 2012

Belajar ‘makan kuaci’


Kalau melihat judul di atas, pastilah akan bertanya-tanya, mengapa makan kuaci harus belajar?
Itu artinya saya sukses membuat pembaca penasaran.
Hehe...janganlah di pikir terlalu dalam mengenai judul tsb.
Hanya kebetulan saja saya sedang makan kuaci bunga matahari.





Kuaci berasal dari biji bunga matahari merupakan makanan ringan yang bisa dengan sangat mudah kita temui di minimarket.
Dalam menikmatinya kita harus terlebih dahulu mengupas kulit luarnya kemudian yang kita makan adalah biji bagian dalam yang ukurannya lebih kecil dari sebelum kita pecahkan.
Tetapi meskipun bentuknya kecil ternyata kaya akan manfaat untuk kesehatan tubuh kita.
Dari hasil googling saya menemukan beberapa manfaat dari kuaci, antara lain adalah mampu menangkal kanker, memperbaiki dan/atau mencegah penyakit kardiovaskuler, hipertensi, dan menurunkan kadar kolesterol jahat.

Biji bunga matahari juga merupakan sumber vitamin E terkaya; seperempat gelas biji bunga matahari memberikan 90,5% dari kebutuhan harian vitamin E. Vitamin E adalah antioksidan dan anti radang; mengurangi gejala asma, osteoartritis dan rematoid arthritis, yang utamanya dipengaruhi oleh radikal bebas dan radang. Asupan vitamin E yang cukup dapat menurunkan risiko berkembangnya plak pada pembuluh darah dan kanker kolon. Juga dapat mengurangi keparahan dan frekuensi rasa panas (hot flush) yang dialami wanita menopause dan komplikasi diabetes. Selain itu, kuaci juga banyak mengandung mineral bermanfaat; seperti fosfor (705-755 mg/l00 g), kalium (648-689 mg/100 g), kalsium (54-116 mg/100 g), natrium (3-99 mg/100 g), besi (6,77-7,28 mg/100 g), dan tembaga (0,69-1,75 mg/100 g).
Mineral kalsium dan fosfor sangat penting perannya dalam pembentukan massa tulang dan gigi, sehingga bermanfaat untuk mencegah osteoporosis. Keberadaan mineral kalium sangat penting untuk mengimbangi natrium. Kalium bersifat hipotensif, yaitu memiliki efek penurunan tekanan darah.
Nutrisi yang tidak kalah pentingnya dalam kuaci bunga matahari adalah fitosterol, salah satu fitokimia. Jika dikonsumsi dalam jumlah memadai, terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah, menyehatkan jantung, meningkatkan respon imun dan menurunkan risiko beberapa jenis kanker. Sebuah penelitian menunjukkan, dari 27 kacang-kacangan dan biji-bijian yang paling sering dikonsumsi di AS, biji bunga matahari dan pistachio memiliki fitosterol tertinggi (270-289 mg/100 gr).
Biji bunga matahari juga kaya akan folat (sangat baik bagi ibu hamil) dan berbagai mineral seperti magnesium, selenium, tembaga, zinc, kalsium, dan zat besi.

Banyak sekali bukan manfaatnya bagi kita ?!
Satu lagi yang menarik bagi saya, yaitu ketika saya sekali makan satu biji kuaci maka tidak akan berhenti sampai biji terakhir.
Mungkin karena rasa penasaran, atau bahkan saking keasyikan.
Melihat dari banyaknya manfaatnya tidak ada salahnya bila penghobi ngemil makanan berat beralih saja ke makanan ringan ini.

Berbicara mengenai ”sekali makan satu biji kuaci, maka tidak akan berhenti sampai biji terakhir”, kalau boleh saya menganalogikan ketika kita tertarik akan suatu hal dan mulai mencari informasi akan hal tsb.
Apakah kita akan seperti kalimat yang saya utarakan di atas ?
Apakah anda sudah menemukan jawaban akan keanehan judul tulisan ini di atas ?
Saya dan anda semua yang bisa menyimpulkannya.

[] Gresik, 06-07-2012

Kamis, 05 Juli 2012

Belajar dari anak penjual sarung.

Malam itu tiba-tiba ada sms di hape saya. Ternyata dari seorang murid yang menanyakan mengenai pembayaran uang LKS.
"Bu, pembayaran LKS terakhir hari apa?" begitu sms tersebut.
"Saya tidak tahu, coba tanyakan ke bagian LKS saja, bu Nuning atau bu Lila" jawaban sms dari saya.
Kemudian anak tsb membalas "Ya udah bu, makasih".
Setelah membaca sms balasan terakhir darinya, saya merasa kasihan, mengapa bukan saya saja yang bertanya ke bagian LKS, begitu pikiran saya.
Serta merta saya sms bagian LKS, dan ternyata terakhir pembayaran LKS adalah hari pengambilan raport kenaikan kelas.
Kemudian informasi yang saya dapat saya sampaikan ke anak tsb.

"Oh...pas hari pengambilan raport ya bu, berarti saya masih punya waktu untuk mencari uang" begitu balasan sms darinya.
"Memang kamu sekolah sambil kerja ya ?" tanya saya sambil menebak kalo pasti anak ini kerja di bengkel.

"Iya bu, jualan sarung sama alat-alat rumah tangga. saya sudah nyicil Rp 25.000,- dan kurang Rp. 53.000,-" jawabnya.
Seketika hati saya menjadi haru biru, terenyuh, ternyata masih ada anak yang berjuang untuk bisa sekolah.
"Besuk temui bu Runa di sekolah ya" itu sms balasan terakhir dari saya.

Hmmmm...benar, ternyata di jaman serba instant ini masih ada orang yang harus berjuang keras demi untuk bisa sekolah.
Untuk membeli atribut seharga Rp. 12.500,- semalam sebelumnya harus keliling kampung untuk berjualan sarung.
Coba bandingkan dengan sifat kita yang sangat suka berbelanja.
Dalam hitungan menit kita bisa menghabiskan ratusan bahkan jutaan rupiah untuk membeli sesuatu.
Ironis sekali bukan ?!

Semoga kita dijauhkan dari sifat sombong,
Semoga kita dijauhkan dari sifat boros,
Semoga kita bisa menjadi pribadi yang selalu syukur nikmat,
Amin...amin....amin ya Robbal alamin.

[]Gresik, 05-07-2012